Tugas 6 April / Hingga 5 April, Ada 13.107 Pemudik yang Tiba di Klaten
Nama : Yusuf Mustakim
NIM dan Kelas : 11160510000106 / Jurnalistik 4 A
Mata Kuliah : Filsafat Islam
Klaten - Sampai hari ini ada belasan ribu pemudik yang tiba diKlaten, Jawa Tengah melalui Terminal Bus Ir Soekarno maupun stasiun. Meski begitu, lalu lalang bus di terminal ini terlihat sepi.
"Jumlah pemudik kumulatif sampai jam 12.00 WIB sebanyak 13.107 orang. Bagi pemudik diimbau tetap isolasi mandiri," kata Juru bicara Gugus Tugas Pencegah dan Pengendalian Corona Pemkab Klaten Amin Mustofa kepada detikcom, Minggu (5/4/2020).
Data dari posko pencegahan dan pengendalian Corona Klaten sampai hari ini tercatat jumlah pemudik terbanyak datang dari Kecamatan Bayat ada 1.521 orang, Trucuk ada 1.365 dan Cawas ada 1.145 orang. Sementara itu, dari data yang detikcom di terminal, Minggu (5/4), jumlah bus AKAP yang yang datang pada 1-5 Maret 2020 mencapai 11.114 unit, namun setelah ada pengumuman untuk meningkatkan kewaspadaan selama pandemi Corona atau pada 16-31 Maret tercatat mengalami penurunan menjadi 7. 648 unit.
Penumpang datang yang semula sebanyak 162.558 orang hanya tinggal 79.775 orang setelah ada pandemi Corona. Penumpang yang turun di terminal dari 3.871 orang jadi 2.027 orang.
Terpisah, Kepala UPTD Ir Soekarno, Marjono mengakui adanya penurunan lalu lalang bus AKAP. Marjono menyebut para penumpang yang tiba di terminal Klaten langsung diarahkan ke bilik sterilisasi hingga dilakukan pengecekan suhu tubuh.
"Tetap kita minta cuci tangan dan cek suhu tubuh. Untuk petugas rutin melakukan semprot di semua area terminal," tutur Marjono.
Marjono menyebut jumlah penumpang yang tiba di Klaten biasanya mencapai 50-100 orang per hari. Namun, semalam hanya ada 30 orang.
"Pagi, siang dan malam terminal sepi. Kalau kedatangan bus malam dari Jakarta, Bali dan Bandung yang turun di terminal tinggal sekitar 30 sebab mungkin turun di jalan," sambung Marjono.
Sepinya penumpang, tambah Marjono, menyebabkan agen bus di terminal ikut sepi. Bus yang tidak ada penumpang hanya parkir.
"Kondisi agen dan ruang tunggu penumpang sepi. Banyak kendaraan yang perpal dan berhenti beroperasi mungkin banyak yang menggunakan kendaraan pribadi," terang Marjono.
ACHMAD SYAUQI/REPORTER DETIK.COM
Tanggapan:
Di tengah pandemik ini, mungkin masih banyak orang yang rindu dengan kampung halamannya. Tidak salah memang ketika para perantau ini mudik ke kampung halaman, tapi yang dikhawatirkan adalah membawa virus korona. Kesadaran untuk tidak melaukan mudik ternyata masih rendah, seharusnya kita menjaga diri kita untuk tidak berpotensi menyebarkan atau tersebar korona. Berdiam diri di rumah tentu menjadi cara yang efektif untuk mengurangi pencegahan penyebaran korona ini. Agama Islam selalu mengajarkan untuk kita berbuat amar maruf nahi munkar, perbuatan-perbuatan yang sekiranya berpotensi meybar virus korona sudah seharusnya kita jauhi. Menjaga diri berarti menjaga orang lain.
Komentar
Posting Komentar